Menolak Ambyar, Potret Tirani dalam Puisi
Judul: Menolak Ambyar, Potret Tirani dalam Puisi
Penulis: Marlin Dinamikanto
Tahun Terbit: 2024
ISBN: 978-623-7362-84-5
Halaman: viii + 72 Halaman
Dimensi: 14 × 20 cm
Penerbit: Cakrawala Jogjakarta
Status: Ada
MENOLAK AMBYAR
KITA tidak bisa menggunakan analisa normal untuk sesuatu yang tidak normal. Siapa pun, apa pun yang dilakukan tidak akan pernah menang menghadapi situasi yang penuh kecurangan di semua tahapan pemilu.
Ilmu pengetahuan apa pun tidak bisa menjelaskan situasi seperti ini. Apa lagi analisa yang ada post vactum sifatnya. Ini sudah Pemilu Buruk bahkan lebih buruk dari Pemilu Orde Baru ketika perangkat desa diharuskan memenangkan lebih 50 persen Paslon 2 atau berhadapan dengan pemeriksaan di Polda.
Lebih gila lagi, kalau tanpa adanya perlawanan, Pemilu curang ini akan menjadi template konstetasi politik lainnya seperti Pilkada atau bahkan Pilpres mendatang.
Ini bukan soal hasil, bukan soal hitungan suara, tapi bagaimana mereka begal kedaulatan rakyat dengan menggunakan sumber daya kekuasaan yang dimilikinya.
Alat kuersif maupun kekuatan teretorial birokrasi semua digunakan secara adigang, adigung, Adiguna, atau dengan kata lain "Kalau Gue bisa begini lu bisa apa." Tanpa adab yang membedakan manusia dengan binatang
Relawan Anis dan Ganjar tidak salah, begitu juga dengan Timses keduanya yang bekerja mati-matian menegakkan benang basah.
Buktinya, pemilih luar negeri yang tidak dalam pengaruh kepala desa dan bsnsos, apalagi cawe-cawe polisi Paslon Ganjar-Mahfud menang.
Terus apakah kami harus diam saat ditantang oleh penguasa yang jelas melakukan abuse of power, seolah mengatakan KALAU GUE BEGINI LU BISA APA?. [Marlin Dinamikanto]